Pembalap Indonesia di Hall of Fame

by - 11:34 AM


Areanya tidak besar, tapi isinya lengkap fokus pada semua tipe kendaraan yang ikut dan menang di Macau GP. Berbagai mobil F3000, F3, Formula Renault, Touring Car sampai sepeda motor dan go-kart (replika atau asli) disumbang para sponsor atau pembalapnya sendiri. Ruang pamer utama museum memajang mobil F3 para pembalap yang pernah juara Macau GP. Mantan pembalap McLaren David Coulthard, Andre Couto, Takuma Sato serta mantan juara BTCC Ricard Rydell. Saya bayangkan gimana seru dan piawainya mereka menak­lukkan sirkuit jalan raya Guia Macau dari kokpit mobil yang sempit dan panas itu. Serta nyali Kevin Schwantz bermanuver ekstra kencang menikung bersama Suzuki RG500-nya di antara tembok pembatas sirkuit. Paling menarik di sini adalah mobilnya Michael Schumacher waktu menjuarai balap F3 Macau GP 1990. Juara dunia F1 tujuh kali itu datang ke Makau sebagai juara F3 Jerman, dan bersaing ketat dengan juara F3 Inggris Mika Hakkinen. Oh…ternyata mereka berdua sudah bersaing berebut gelar sejak tahun ’90-an…. Ada juga Touring Car BMW seri 3 andalan Emanuele Pirro dan satu unit Mercy C-Class DTM era ’90-an yang bereksebisi di GP Macau.

Tapi ada dua tempat favorit saya di museum ini. Pertama, tempat mobil F3 Ralt-Toyota serta perlengkapan balap mendiang Ayrton Senna dipajang. Saya membayangkan Senna waktu itu baru tiba dari Inggris malam hari menjelang balapan. Setelah selesai melakukan pengukuran tempat duduk mobil yang akan dipakai di awal debut F1-nya, beberapa bulan sesudah Macau GP ‘83 itu. Tanpa ikut latihan resmi, pembalap legendaris itu meraih juara pertama. Satu lagi adalah Hall of Fame, tempat nama-nama para juara Macau GP dicatat. Ada nama alm. Hengkie Iriawan, tercantum sebagai runner-up Macau GP dengan mobil Elfin 600 pada 1968. Ternyata Hengki Iriawan bukan cuma satu-satunya pembalap Indonesia yang disegani di Macau GP era ’70-an. Masih ada Benny Hidajat serta Tjetjep Herijana yang meraih juara 1 dan 3 balap motor Macau GP 1970. Waahh… bangga banget rasanya, melihat nama-nama mereka dicatat sebagai pembalap top di salah satu event adu cepat paling tua di dunia itu.

Museum Macau GP memberi sa­ya gambaran jelas, bagaimana event motorsport amat erat kaitannya dengan negara kecil di pesisir laut Cina Selatan itu. Saya jadi ingat, Indonesia sebenarnya juga punya kaitan dengan dunia motorsport. Kita pernah memiliki pembalap berkelas seperti Hengki Iriawan atau Sarsito S.A yang disegani di luar negeri.

Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah seri kejuaraan reli dan balap motor dunia. Banyak juga mobil dan sepedamotor balap legendaris yang sempat dinikmati pecinta olahraga otomotif di sini. Sayang ya….. semua itu tidak terpelihara atau didokumentasikan dengan baik, seperti museum Grand Prix di Macau.

You May Also Like

0 komentar